Kamis, 18 Oktober 2012

( PUISI ) ********* galau **********

sayap-sayap patah
sayap-sayap patah.



Tuhan...
kini aku berada di lorong-lorong yang gelap
entah kemana jalan yang harus aku lalui
berat langkahku dan tak sedikit cahaya yang menemaniku
dimensi waktu menyelimuti ruang dan membawa hamparan puing-puing hati yang telah hancur
Perempuan itu adalah dewi hatiku yang memenuhiku
dengan rahasia dan keajaiban membuatku paham akan makna hidup...





 Namun,
sekarangkah saatnya kehidupan akan memisahkan kita,
agar engkau bisa memperoleh keagungan seorang lelaki impianmu.
Untuk inikah maka lembah menelan nyanyian burung bul-bul ke dalam relung-relungnya,
dan angin memporak-porandakan daun-daun mahkota bunga mawar,
dan kaki-kaki seseorang menginjak-injak pialaku....
Sia-siakah segala malam yang kita lalui bersama dalam cahaya rembulan,
dimana dua jiwa kita menyatu.........



kini jiwa-jiwa kita mengubah angin malam yang sepoi menjadi angin ribut
yang mengoyak-ngoyak kita menjadi berkeping-keping dan meniup kita bagai debu ke dasar lembah



Tuhan...
kini dia ingin kebahagiaan tanpa diriku,
haruskah aku terbiasa menatap bulan tanpa bintang-bintang disisinya
dan menatap isi langit yang menangis dibalik kegelapan awan,
malamku sudah terhenti disini, bersama nyanyian sunyi menutup lembaran lama



FeryFerluvis-Bekasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar