MENULIS LAPORAN
ILMIAH
DAN RANCANGAN
USULAN PENELITIAN
BAHASA
INDONEESIA 2#
NAMA :
FERY TANJAYA
NPM :
12111849
KELAS : 4KA42
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
MENULIS LAPORAN ILMIAH
DAN RANCANGAN
PENELITIAN ILMIAH
1. Menulis Laporan Ilmiah
1.1. Jenis-jenis
laporan
Untuk
mengemukakan tentang macam laporan ilmiah, penjelasan Mukayat D. Brotowidjoyo
sangatlah berarti. Mukayat melihat bahwa informasi yang disajikan dalam laporan
itu dapat bermacam-macam. Kemungkinan isinya menyangkut pekerjaan yang sedang
berlangsung atau yang sudah selesai atau menyangkut hasil uji atau analisis
suatu varietas benda, sajian hasil penelitian atau penyidikan.
Menurutnya,
sulit untuk melakukan klasifikasi mengingat bahwa berbagai laporan sangat
variatif dan sifat-sifatnya tidak menentu. Walaupun demikian menurut Mukayat
beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam laporan tersebut.
a. Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
b. Laporan Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
c. Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.
d. Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan efisiensinya.
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan efisiensinya.
e. Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.
Dengan
melihat penggolongan laporan ilmiah tersebut, suatu prinsip yang dapat ditemui
dalam setiap laporan ilmiah adalah kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin
berbeda-beda menurut setiap bidang ilmu. Walaupun sangat beragam dan variatif,
macam laporan ilmiah dapat dikategorikan menjadi hal-hal berikut.
a. Laporan kemajuan
Laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
Laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
b. Laporan akhir
Laporan ini dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
Laporan ini dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
c. Laporan berkala
Laporan yang disusun untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu dengan periode lainnya.
Laporan yang disusun untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu dengan periode lainnya.
d. Laporan hasil uji
Laporan ini perlu juga menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi ilmiah tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan tertentu.
Laporan ini perlu juga menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi ilmiah tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan tertentu.
1.2. Ciri-ciri
laporan
Mengenai
macam laporan ilmiah berupa laporan penelitian, penulis berpendapat bahwa dalam
setiap laporan yang disertakan karakter “ilmiah”, dapat diasumsikan melalui
suatu penelitian, karena terikat dengan kaidah ilmiah. Karakter ilmiah dan
proses penelitian yang dimaksud adalah karena aspek ketelitian, kecermatan,
merupakan hal yang penting dalam setiap laporan ilmiah. Penelitian dapat
dilakukan baik melalui studi kepustakaan maupun menyertakan data empiris.
Dari sudut
pandang tujuannya, selera pembacanya, bentuk dan sifatnya, Mukayat berpendapat
bahwa laporan itu berbeda dari prosa ilmiah lainnya dalam aspek-aspek berikut.
Berikut adalah Ciri-Ciri Laporan Ilmiah.
a. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang tertentu. Laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya laporan berbentuk pamflet atau selebaran.
b. Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan atau
perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang terdiri atas: halaman judul,
surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga
lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan nomor-nomor,
dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
c. Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya terutama
untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan, kesimpulan itu berupa induksi
berdasar atas bukti spesifik. Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi,
pendapat pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan
itu tak cukup atau bertentangan satu dengan lainnya, pembaca dipersilakan untuk
menyadari bahwa konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
d. Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus
dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji data
atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam
karya tulis ilmiah, dalam laporan harus tidak ada ungkapan pergaulan, bahasa
kasar atau makian, atau susunan kata dan ungkapan yang ceroboh.
e. Judul, subjudul, dan sub-sub judul, disusun dan diatur
dengan perencanaan yang mantik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, mantik diartikan
dengan (1) cara berpikir yang hanya mendasarkan pikiran belaka; (2) perkataan
yang benar. Laporan yang disajikan dengan baik dapat digunakan sebagai acuan.
1.3. Syarat-syarat
pembuatan laporan
a. Mukayat Brotowidjojo
mengemukakan juga persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya
sama seperti bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai berikut.
b. Memiliki pengetahuan tangan
pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu
perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
c. Memiliki sifat tekun
dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi
pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum
harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus
menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan
ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, ia akan
meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang
saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh
dibuang.
d. Bersifat objektif.
Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi
dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan
dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu bekerja tanpa nafsu
dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang
fakta.
e. Kemampuan untuk
menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat
laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan
menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan
cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat
kesamarataan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang ia anggap
tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
f. Kemampuan
mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur
sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan
dan penalarannya.
Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
g. Hal yang perlu dicatat
menurut Mukayat sebagai prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh penulis
laporan ialah bekerja secara konstan untuk menghemat tenaga dan mental
pembacanya
2. Rancangan usulan penelitian
2.1. Manfaat
rancangan usulan penelitian
1) Sebagai kerangka operasional
penelitian (blue print)
2) Menegaskan kedalaman (intensitas)
dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3) Memperkirakan penelitian yang akn
dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiaanya.
4) Mengetahui kelemahan hasil
penelitian.
2.2. Bentuk dan isi
usulan penelitian
Bentuk :
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi
sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1. Bagian Awal
a. Judul penelitian yang
direncanakan akan dilakukan.
b. Identitas penyusun
rancangan.
c. Tanggal
pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2. Bagian Utama
Bagian utama meliputi :
a. Rasional dari judul
yang dipilih.
b. Perumusan masalah,
telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c. Tujuan dan
kegunaan penelitian.
d. Kerangka pemikiran
teoritis.
e. Rancangan
hipotesis, jika dipakai.
f. Metode
penelitian.
g. Hasil yang
diharapkan dan masalah yang diantisipasi
h. Jadwal penelitian
3. Bagian Akhir
a. Daftar pustaka sementara
b. Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.
ISI :
A. Bagian Awal
1. Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf
kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang
hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
"Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi"
2. Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf
Kapital.
3. Tanggal Pengajuan,
ditulis :
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Universitas Gunadarma 2013
pada tanggal
B. Bagian Utama
1. Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur
pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari
unsur-unsur pokok lain.
- Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik
tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan
kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
- Metode Penelitian
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Pendekatan dan
bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
b. Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Metode pengumpulan data dan alat
pengambil data yang akan digunakan.
- Contoh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian
Sumber daya manusia adalah kekuatan,
tenaga dan potensi yang berasal dari
manusia. Dalam pengertian praktis sehari-hari, Sumber daya
manusia lebih dimengerti sebagai bagian integral dari
system yang membentuk suatu organisasi. Sumber daya manusia ini
diatur dalam suatu bidang manajemen yaitu manajemen sumber daya manusia yang
khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan.
Salah satu fungsi dari manajemen sumber daya
manusia adalah kedisiplinan. Kedisiplinan merupakan fungsi terpenting dalam
manajemen sumber daya manusia karena semakin baik disiplin karyawan,
semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin kerja
yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Sistem absensi merupakan salah satu bentuk pengawasan
kedisiplinan yang sudah sejak lama diterapkan oleh organisasi perusahaan.
Sistem absensi yang diterapkan oleh organisasi perusahaan berbeda-beda, ada
yang menggunakan absen manual, seperti absen kehadiran, absen panggil sampai
absen dengan memasukan kertas ke dalam mesin absen. Namun sistem absensi
manual memilki beberapa kelemahan diantaranya absensi mudah dititipkan dan
dimanipulasi sehingga menimbulkan pelanggaran terhadap disiplin kerja pegawai.
Selain itu memerlukan biaya tambahan untuk pembelian kartu absensi dan menambah
pekerjaan administrasi.
Kemajuan tekhnologi telah banyak memberikan kontribusi dan
dampak positif bagi organisasi perusahaan dalam rangka mengantisipasi dan
memininimalisir terjadinya pelanggaran kedisiplinan karyawan. Hal ini
diwujudkan melalui penggunaan sistem absensi biometrik yang mengidentifikasi
atau mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilaku yang
khas dan hanya dimiliki oleh dirinya sendiri seperti sidik jari, struktur wajah,
iris dan retina mata.
Absensi biometrik yang banyak digunakan pada organisasi
perusahaan adalah absensi biometrik sidik jari (finger print),
karena penggunaannya yang praktis, sulit dimanipulasi dan biaya instalasi
perangkatnya relatif lebih murah dibandingkan dengan absensi biometrik yang
lain.
CV Dandy Handicraft adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang produksi dan penjualan barang kerajinan tangan yang terbuat dari anyam
pandan, mendong, pelepah pisang, rara pandan dan eceng tenun. Bahan-bahan
tersebut diolah diantaranya menjadi box koran, dompet, rak sepatu, tas
kosmetik, kursi, rak buku dan barang kerajinan lainnya. Barang-barang hasil
produksi kemudian di ekspor ke daerah Eropa, Amerika, dan Asia.
CV Dandy Handicraft merupakan salah satu perusahaan yang
menerapkan aplikasi sistem absensi sidik jari (finger print) sejak
bulan Agustus tahun 2013 dengan harapan dapat meningkatkan disiplin kerja
karyawannya. Berbagai alasan menjadikan sebab diberlakukannya sistem absensi
sidik jari pada CV Dandy Handicraft ini, diantaranya untuk meminimalisir
karyawan yang datang tidak tepat waktu, dan pulang bekerja sebelum waktu yang
ditentukan perusahaan. Selain itu karena sebelumnya CV Dandy Handicraft
menggunakan sistem absensi dengan menggunakan mesin absensi kartu manual maka
diharapkan sistem absensi finger print ini dapat mengatasi masalah
pelanggaran kedisiplinan oleh karyawan yang tidak bekerja dengan cara
menitipkan absen pada rekan kerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Absensi Sidik Jari
Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada CV Dandy Handicraft”.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis
dapat mengklasifikasikan masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem absensi sidik
jari yang diterapkan pada CV Dandy Handicraft?
2. Bagaimana disiplin kerja karyawan
pada CV Dandy Handicraft?
3. Bagaimana pengaruh penerapan
sistem absensi sidik jari terhadap disiplin kerja karyawan CV Dandy Handicraft?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem absensi
sidik jari yang diterapkan pada CV Dandy Handicraft
2. Untuk mengetahui disiplin kerja
karyawan pada CV Dandy Handicraft
3. Untuk mengetahui pengaruh
penerapan sistem absensi sidik jari terhadap disiplin kerja karyawan pada CV
Dandy Handicraft.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan
dan wawasan dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai
penerapan sistem absensi sidik jari serta pengaruhnya terhadap disiplin kerja
karyawan perusahaan.
2. CV Dandy Handicraft
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna
dalam upaya peningkatan disiplin kerja karyawan.
3. STIE Latifah Mubarokiyah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
diperpustakaan STIE Latifah Mubarokiyah juga dapat dijadikan bahan
referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya yang mengkaji permasalahan yang
sama.
4. Bagi Pihak lain.
Sebagai referensi atau masukan bagi peneliti lain yang
mempunyai permasalahan yang serupa serta dapat dijadikan bahan penelitian lebih
lanjut.
E. Kerangka
Pemikiran
Hasibuan (2005: 193-194) mengemukakan bahwa:
“Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting
karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat
dicapainya. Tanda disiplin karyawan baik, sulit bagi organisasi perusahaan
mencapai hasil yang optimal.”
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung
jawab seseorang terhadap tugas tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini
mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar
para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efekif
dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara
dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak
faktor yang mempengaruhinya.
Pengukuran disiplin kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa indikator sebgaiamana yang dinyatakan oleh Guntur (1996;34-35) yaitu
sebagai berikut:
1. “Disiplin terhadap waktu
2. Disiplin terhadap target
3. Disiplin terhadap kualitas
4. Disiplin terhadap prioritas kerja
5. Disiplin terhadap prosedur”.
Kedisiplinan merupakan faktor penting dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu parameter yang
digunakan dalam pengukuran kedisplinan kerja karyawan yaitu kemampuan karyawan
untuk masuk dan pulang kerja dengan tepat waktu. Sehingga sistem absensi
mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sarana pendukung dalam upaya
menciptakan dan meningkatkan disiplin kerja karyawan. Informasi yang akurat dan
terperinci mengenai kehadiran seorang karyawan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan prestasi kerja seseorang, gaji/upah,
produktivitas, atau kemajuan perusahaan secara umum.
Salah satu upaya dalam rangka meningkatkan disiplin kerja
karyawan yaitu melalui penggunaan mesin absensi biometrik. Mesin absensi
biometrik adalah mesin absensi yang menggunakan sistem biometrik untuk
mengautentifikasi karyawan saat proses mengabsen. Biometrik adalah teknologi
khusus yang biasa digunakan pada medis untuk mengidentifikasi manusia dengan
melihat atau mendeteksi karakteristik tertentu yang ada pada diri manusia
itu ,nbsendiri. Adapun, karakteristik yang diidentifikasi
menggunakan sistem biometrik ini bisa saja berupa sidik jari, bentuk dan
karakteristik wajah, mata, dan suara manusia.
Salah satu sistem absensi biometrik yang banyak digunakan di
berbagai organisasi perusahaan adalah absensi biometrik sidik jari. Mesin
absensi fingerprint/sidik jari adalah salah satu mesin absensi jenis
biometrik yang menggunakan metode pendeteksian melalui sidik jari karyawan
untuk mendata daftar kehadiran karyawan. Absen sidik jari adalah suatu
metode baru yang saat ini telah berkembang menggunakan mesin dengan bantuan
software untuk mengisi data kehadiran suatu komunitas, kelompok maupun
instansi yang menggunakannya.
Beberapa alasan yang mendasari banyaknya penggunaan sistem
absensi biometrik sidik jari dengan sistem biometrik lainnya diantaranya
harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan sistem biometrik lainnya,
selain itu sidik jari tangan juga memiliki karakteristik yang khas, yaitu
sebagai berikut:
1. Parennial nature, yaitu
guratan-guratan pada sidik jari melekat pada kulit manusia seumur hidup.
2. Immutabilty, yaitu sidik jari
seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan yang serius.
3. Individually, pola sidik jari
adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.
Dengan penggunaan sistem absensi biometrik sidik jari ini,
diharapkan bisa meningkatkan disiplin kerja karyawan sehingga dapat membantu
organisasi perusahaan mencapai tujuan nya secara efektif dan efisien.
Terdapat beberapa indikator untuk melihat disiplin kerja
pegawai yaitu sebagai berikut:
1. “Kehadiran (Tingkat absensi) yaitu
kehadiran setiap hari jam kerja
2. Tepat waktu yaitu ketepatan
karyawan pada saat masuk jam kerja, pada saat memulai pekerjaan dan pada saat
pulang jam kerja.
3. Menaati peraturan/prosedur yaitu
menaati dan mematuhi peraturan dan prosedur kerja yang berlaku”. (Malayu SP.
Hasibuan, 2001)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan
sistem absensi sidik jari dapat mempengaruhi terhadap disiplin kerja karyawan.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Doni Purnama
Alam Syah, S Kenyang (2007) yang berjudul: “Sistem Biometriks Absensi Karyawan
Dalam Menunjang Efektifitas Kinerja Perusahaan”, menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem absensi biometriks terhadap
disiplin kerja karyawan.
F. Hipotesis
Penelitian
Suharni Arikunto (2006;47), mengemukakan bahwa:
“Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya melalui data yang
terkumpul. Oleh karena itu rumusan penelitian biasanya disusun dalam bentuk
pertanyaan.”
Pada penelitian ini penulis dapat merumuskan hipotesis
sebagai berikut: Diduga penerapan sistem absensi sidik jari mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan CV Dandy Handicraft. Secara
statistik, hipotesis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Penerapan sistem absensi sidik jari tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada CV
Dandy Handicraft
Ha : Penerapan sistem absensi sidik jari mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan CV Dandy Handicraft.
G. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode deskriptif.
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki”. (Mohamad Nazir, 2003;54)
Jenis penelitiannya adalah studi kasus karena hasil dari
penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan, sehingga hanya bisa untuk lokasi
yang mempunyai karakteristik yang sama.
2. Teknik Pengumpulan
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
subjek dan objek penelitian. Data primer diperoleh dari hasil sebgai berikut :
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap subjek/objek dan fenomena
yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung di
kantor CV Dandy Handicraft.
b. Wawancara, yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak
yang berwenang di CV Dandy Handicraft Rajapolah
c. Kuesioner, yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada
responden mengenai penerapan sistem absensi biometrik sidik jari dan disiplin
kerja karyawan.
Data sekunder
adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari:
a. Studi dokumentasi, yaitu
pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari catatan intern
instansi/organisasi dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari dan
menganalisis data yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pengumpulan data dari daftar absensi karyawan, catatan
dan dari notulen rapat yang berhubungan dengan penelitian.
b. Studi kepustakaan, yaitu teknik
pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari
literatur-literatur, catatan kuliah dan sumber-sumber lain yang relevan dengan
masalah yang diteliti.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar